Torque converter merupakan salah satu komponen yang ada pada transmisi otomatis. Ya, torque converter ini umumnya hanya di temukan pada mobil-mobil yang menggunakan transmisi otomatis. Torque converter secara garis besar berfungsi sebagai penghubung aliran tenaga yang dihasilkan oleh mesin untuk diteruskan ke transmisi dan selanjutnya ke roda-roda kendaraan.
Torque converter umum dipasang diantara mesin dengan transmisi. Jika pada mobil dengan transmisi manual kita akan mendapatkan kopling gesek, maka pada mobil bertransmisi otomatis kita akan menemukan komponen torque converter ini.
Lantas, apa sih sebenarnya fungsi torque converter ini bagi mobil? Nah, pada artikel kali ini, ombro akan berbagi informasi terkait fungsi torque converter di mobil bertransmisi otomatis. Berikut adalah fungsi torque converter...
1. Sebagai kopling otomatis
Fungsi torque converter yang pertama adalah sebagai kopling otomatis. Ya, pada mobil dengan transmisi otomatis, tentunya kita tidak akan menemukan pedal kopling lagi. Kopling secara umum berfungsi untuk memutus dan menyambungkan tenaga putar yang dihasilkan oleh mesin untuk diteruskan menuju ke transmisi.
Pada mobil bertransmisi manual umumnya menggunakan kopling gesek, sedangkan pada mobil bertransmisi otomatis menggunakan torque converter. Torque converter ini bekerja secara hidrolis dengan memanfaatkan oli khusus yang dikenal dengan nama Automatic Transmission Fluid (ATF).
Oli ATF inilah yang akan menghubungkan atau memutuskan putaran dari mesin menuju ke komponen-komponen di dalam transmisi otomatis, dimana proses aliran oli ATF ini akan dikontrol oleh Transmission Conrol Unit (TCU) melalui Hydraulic Control Unit.
2. Meredam getaran puntir (torsional vibration)
Fungsi torque converter yang kedua adalah untuk meredam getaran puntir (torsional vibration) yang terjadi diantara engine dengan drive train. Saat mobil berjalan, pastinya akan terjadi perubahan-perubahan kecepatan dan momen puntir pada mesin dan transmisi.
Seperti misalnya ketika akselerasi mendadak, dimana saat ini, momen puntir yang terjadi di mesin akan lebih kuat dibanding dengan momen puntir yang ada di transmisi dan roda.
Untuk mencegah kejutan (shock) yang terlalu besar saat proses terhubungnya tenaga antara mesin dengan transmisi, maka digunakanlah torque converter yang dilengkapi komponen peredam seperti damper clutch dan pegas yang terintegrasi menjadi satu bersama torque converter.
Dengan adanya damper clutch dan spring di torque converter maka proses peredaman getaran puntir yang terjadi bisa dilakukan sehingga tenaga kejut yang terjadi saat proses penyambungan bisa diredam.
Baca juga :
3. Meningkatkan momen puntir (torque) dari mesin
Fungsi torque converter yang ketiga adalah untuk meningkatkan torque dari mesin. Secara umum, putaran yang dihasilkan oleh mesin untuk memutar transmisi dengan mengunakan ATF lambat laun akan mengalami penurunan momen puntir (torque).
Untuk mencegah terjadinya penurunan torque ini, digunakanlah torque converter yang dilengkapi dengan beberapa komponen tambahan seperti stator dengan one way bearingnya. Adanya komponen startor diantara pump impeller dengan turbine runner ini akan mencegah terjadinya penurunan torque dari mesin.
Stator akan memperkuat aliran tenaga dan putaran yang terjadi di oli ATF saat berputar mentransfer tenaga dari pump imppeler dan turbine runner. Dengan begitu, maka tenaga puntir yang dihasilkan mesin bisa diteruskan ke komponen lainnya di dalam tansmisi otomatis tanpa terjadi penurunan torque.
4. Meratakan dan menghaluskan getaran serta putaran engine
Fungsi torque converter yang terakhir ombro ketahui adalah untuk meratakan dan menghaluskan getaran serta putaran engine sebelum tenaga puntir tersebut dialirkan menuju ke transmisi.
Fungsi ini bertujuan untuk mencegah kerusakan pada komponen-komponen di dalam transmisi otomatis akibat getaran dan kejutan berlebih dari engine. Ya, torque converter akan meredam getaran serta menghaluskan putaran yang terjadi dari mesin menuju ke transmisi. Dengan begitu, pegendaraan yang lebih nyaman bisa didapatkan.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif
[ad_2]
Source link
Tidak ada komentar:
Posting Komentar